Berita Nasional dan Internasional Terkini

Mengapa Binatang Harus Disembelih Sebelum Dimakan | Islam vs Barat

Advertisement


Setiap tahun, ribuan bahkan jutaan binatang di dunia ini disembelih untuk tujuan konsumsi maupun yang lain. Puncaknya adalah ketika hari raya Idul Adha dimana ummat Islam melaksanakan ibadah qurban dengan menyembelih sapid an kambing.

Kegiatan ibadah dengan menyembelih binatang ini banyak mendapat sorotan dari mereka yang tidak senang. Negara Barat dan juga para aktivis hak asasi hewan menganggap perbuatan menyembelih hewan yang dilakukan umat Islam merupakan sikap tidak berperikemanusiaan karena banyak darah tertumpah ke bumi.

mengapa binatang harus disembelih sebelum dimakan

Bahkan, ketika kampanye kekerasan diluncurkan oleh Barat, mereka menggunakan alasan praktek korban ini sebagai satu dari argumen mereka untuk membuktikan betapa Islam mengajarkan umatnya menjadi ganas.

Di Barat, hukum mereka mengatur  agar hewan diberi kejutan listrik di kepala sebelum dibunuh, konon untuk memastikan hewan itu pingsan terlebih dulu sebelum ia dibunuh.Selain itu, konon tindakan mereka itu bertujuan untuk mencegah binatang merasa sakit sebelum ia mati.Tetapi sekali lagi apakah pandangan Barat ini benar?

Pendirian Islam mengenai apa yang bisa dimakan dan apa yang diharamkan adalah jelas,  terutama terkait daging.

Dalam Surah al-Maidah ayat 5, Allah menyatakan:

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, dan daging babi, dan binatang-binatang yang disembelih karena yang lain dari Allah, dan yang mati tercekik, dan mati dipukul, dan mati jatuh, dan mati ditanduk, dan yang mati dimakan binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih, dan (juga diharamkan)  yang disembelih atas nama berhala. "

Selain itu, Islam juga mengharamkan memakan daging hewan tanpa disembelih seperti menusuk leher, memukul ​​dengan batu atau cara selain sembelihan. Islam mengajarkan agar sembelihan dilakukan dengan pisau tajam untuk memotong bagian leher untuk memutuskan dua urat utama atau urat mareh.

Cara diatas dikaji pakar Jerman. Pakar itu, Profesor Wilhelm Schulze dan rekannya, Dr Hazim di Sekolah Kedokteran Kedokteran Hewan, Universitas Hannover, Jerman, menemukan metode terbaik proses mematikan hewan untuk mendapatkan daging yang bersih dan segar.

Penelitian itu berjudul, `Usaha untuk mendeteksi kesakitan dan rasa sadar menurut metode konvensional dan agama ketika menyembelih sapi atau kambing ', menyimpulkan cara Islam adalah cara terbaik karena lebih berperikemanusiaan. Mereka menyimpulkan bahwa praktek menggunakan kejutan listrik atas hewan sebelum dibunuh seperti yang dilakukan oleh Barat, mendatangkan kesakitan yang amat sangat pada hewan.

Dalam penelitian itu, beberapa alat detektor dipasang di berbagai tempat pada otak hewan. Alat itu dimasukkan melalui pembedahan khusus dan hewan tersebut dibiarkan untuk pulih selama beberapa minggu.Beberapa ekor hewan itu disembelih mengikuti cara Islam menggunakan tindakan pantas, memotong urat leher dengan pisau tajam. Beberapa ekor hewan lain dibunuh menurut metode barat menggunakan Pistol Kejutan (CBP).

Ketika tes dijalankan, rekor electroencephalograph (EEG) dan electrocardiogram (ECG) dicatat untuk mengetahui kondisi otak dan jantung semua hewan tersebut ketika proses penyembelihan dan metode CBP. Hasil tes menemukan menurut kaidah Islam, tiga detik pertama saat disembelih, EEG tidak mencatat perubahan pada grafik sama seperti sebelum penyembelihan.

Kondisi itu menunjukkan bahwa hewan itu tidak merasakan kesakitan apapun saat atau segera setelah pisau memotong urat leher tersebut. Untuk tiga detik kedua, EEG mencatat kondisi tidur lena atau tidak sadar diri. Ini disebabkan banyak darah mengalir keluar dari tubuh.

Setelah enam detik, EEG mencatat satu instrument yang menunjukkan hewan itu tidak merasakan kesakitan. Ketika pesan otak (EEG) jatuh ke level nol, jantung masih memompa dan badan hewan masih dapat bergerak akibat reaksi dari syaraf pusat, menyebabkan semua darah keluar dari badan hewan menghasilkan daging yang aman untuk dimakan, menurut penelitian itu.

Namun, ketika mengkaji metode CBP, hewan terdeteksi terus pingsan begitu menerima tembakan CBP dan EEG menunjukkan tanda adanya rasa amat sakit pada hewan itu.Jantung hewan itu berhenti berdenyut lebih awal setelah terkena kejutan dibanding hewan yang disembelih. Kondisi itu menyebabkan banyak darah masih terkumpul dalam daging dan ia sebenarnya tidak aman untuk dimakan.

Penelitian terbaru juga menunjukkan cara mematikan hewan yang digunakan oleh Barat dan bukan Islam, juga dikatakan menjadi penyebab penularan wabah penyakit sapi gila dari hewan ke manusia.Kaitan ini diungkapkan melalui penelitian yang dilakukan oleh Universitas Texas A & M dan Badan Pemeriksaan Makanan Kanada. Ia mengatakan, metode kejutan pneumatik (yaitu menembak bola besi ke otak sapi diikuti dengan mengenakan tekanan udara tinggi) menyebabkan kerusakan jaringan otak dan saraf tunjang hewan itu.

Laporan ini sangat menggemparkan karena jaringan otak dan saraf tunjang adalah bagian yang paling nyaris hancur karena terinfeksi penyakit sapi gila dan ketika ia hancur akibat metode tersebut, bakteri serta protein penyakit sapi gila akan menyebar ke daging.Malah, lebih menggemparkan, metode ini digunakan pada 30 sampai 40 persen sapi yang dibunuh untuk diambil dagingnya di Amerika Serikat. Kajian lain yang dilakukan di seluruh dunia juga menemukan daging menjadi lebih lembut dibanding daging yang tidak disembelih menurut Islam seperti tes yang dilakukan terhadap ayam sembelih dan tidak sembelih.

Penelitian tersebut jelas membuktikan bahwa penyembelihan menurut kaidah Islam adalah cara yang terbaik bukan saja untuk kebaikan hewan itu sendiri tetapi juga memberi manfaat kesehatan kepada manusia. Selain itu, Islam menggunakan beberapa langkah lain untuk memastikan pemyembelihan ini dapat disempurnakan dengan lebih baik.

Dalam aspek ini, Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan selalu berbelas kasihan terhadap hewan dengan memastikan pisau yang digunakan benar-benar tajam untuk mengurangi rasa sakit. Islam menjelaskan, proses menyembelih perlu dilakukan dengan cepat untuk memutuskan saluran darah ke saraf otak karena saraf ini yang mengirim pesan kesakitan kepada otak.

Dengan itu, hewan tidak akan merasa sakit ketika disembelih. Pergerakan dan kekakuan yang terjadi setelah hewan itu disembelih, bukan akibat kesakitan tetapi akibat denyutan diikuti kondisi tenang. Proses itu menyebabkan darah dikeluarkan dari tubuh sepenuhnya, kata Dr Aisha El-Awady, yang menulis dalam Islamonline pada 2003.

Selain itu, Sunnah Nabi Muhammad SAW juga menegaskan, adalah tidak pantas dan tidak dianjurkan seseorang jagal, menajamkan pisaunya di depan hewan yang akan disembelih atau menyembelih seekor hewan itu di depan hewan lain. Menjelaskan proses penyembelihan Islam, Dr Aisha menyatakan, metode Islam juga memastikan saluran udara, tenggorokan dan dua urat leher dipotong tanpa mempengaruhi syaraf pusat.

"Metode ini memungkinkan darah keluar dengan  deras dari badan hewan dan menghasilkan daging yang bersih.Jika syaraf pusat terputus, fiber saraf ke jantung akan rusak menyebabkan jantung terhenti dan darah akan terkumpul di dalam daging. Darah harus dikeluarkan sepenuhnya. Kondisi ini akan membersihkan daging itu karena darah bertindak sebagai perantara kepada mikro organisma, "kata Aisha dalam penelitiannya.

Jadi semakin yakin, bahwa setiap perintah dan larangan dari Allah dan Rasulnya, pasti ada hikmah yang tersembunyi dan semua demi kebaikan ummat manusia. Selalu berpeganglah dengan kalam Allah, dan cintailah sunnah Rasullullah SAW…

Mengapa Binatang Harus Disembelih Sebelum Dimakan | Islam vs Barat Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fatiem

0 comments:

Post a Comment

loading...