Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan, mengeluarkan kebijakan yang
cukup menghebohkan bagi umat Islam di Bengkulu. Bagi warga yang rajin salat berjamaah di Masjid, maka
akan mendapatkan hadiah umroh dan haji gratis, plus bonus mobil Kijang Innova
dan Avanza.
![]() |
Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan |
Ada yang pro dan ada juga yang kontra. Salah satu yang
mengkritik kebijakan itu adalah Imam Besar Masjid Istiqlal. Beliau mengatakan
bahwa kebijakan tersebut bisa membelokkan niat seseorang beribadah yang
harusnya hanya untuk Allah semata bisa menjadi ibadah karena hadiah tersebut.
Tapi sang wali kota punya argument sendiri. Bahwa hadiah itu
adalah semata-mata untuk merangsang ummat agar mau meramaikan masjid. Jika
sudah datang ke masjid, tentu ada banyak hal yang bisa disampaikan di sana. Tausiah,
pembacaan al-Qur’an dan hadis dan juga nasehat-nasehat agama yang lain.
Ada juga yang mengkhawatirkan program tersebut akan berbias
jender dan bisa diskriminatif. Penilaian
tersebut, dilontarkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu,
Rohimin.
Menurutnya, diskriminasi dan perlakuan bias jender itu akan
terjadi jika esensi dari kebijakan itu tak disampaikan.
"Niat Wali Kota bagus, namun harus diperhatikan
kesetaraan beragama. Bagaimana dengan penganut agama lain selain muslim, harus
ada solusi, sehingga tidak ada diskriminasi, demikian juga dengan kesetaraan
jender," kata Rohimin, saat ditemui di kampus Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bengkulu, Senin (10/2/2014).
Helmi, sebelumnya mengumumkan kebijakan bahwa warga yang
rajin salat akan diganjar hadiah berupa naik haji, umrah, dan mobil Toyota
Innova.
Dalam syarat untuk mendapatkan hadiah tersebut dijelaskan,
warga harus melakukan salat Zuhur berjemaah di Masjid At-Taqwa sebanyak 42 kali
berturut-turut untuk mendapatkan hadiah umrah.
Selanjutnya, warga yang salat Zuhur di masjid itu 52 kali
berturut-turut bakal diberangkatkan haji. Jika konsisten, warga akan
mendapatkan mobil pribadi milik Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan, yaitu Toyota
Innova.
Rohimin menegaskan, kalau harus berturut-turut, bagaimana
dengan jemaah perempuan yang tiap bulan mendapatkan menstruasi, tentu tidak
dapat shalat berjemaah.
"Ini yang saya sebutkan bias kesetaraan atau istilah
sekarang bias jender. Dalam Islam tidak ada pengecualian seperti itu. Artinya,
khusus untuk jemaah perempuan harus ada aturan tersendiri, jangan disamaratakan
dengan pria," lanjut Rohimin.
Menurut Rohimin, yang paling penting dilakukan agar niat
baik Wali Kota itu tidak bias dan dapat mengarah pada kesombongan, syirik, atau
menyimpang karena mungkin jemaah shalat hanya ingin dapat hadiah. Maka,
pemahaman kognitif akan kebijakan itu disosialisasikan oleh Wali Kota.
"Dalam agama itu kan hal yang paling utama dilakukan
dalam sebuah ibadah adalah pemahaman (kognitif), lalu afektif (sikap dan
nilai), lalu pada psikomotorik dalam artian kesadaran, bukan pada iming-iming
tertentu, termasuk hadiah," papar dia.
"Kita menginginkan Wali Kota menjelaskan bahwa hadiah
tersebut merupakan rangsangan agar kesadaran religius masyarakat meningkat,
begitu juga dengan umat beragama lain," sambungnya.
Membangun religiusitas tidak cukup pada ajaran agama saja,
tetapi adat istiadat juga harus diperhatikan dan dihargai agar cita-cita
"Bengkuluku Religius" oleh Wali Kota dapat tercapai.
Situasi Sholat Jamaah Hari Pertama
Peserta shalat zuhur berjemaah dengan hadiah ongkos haji dan
umrah serta mobil Innova dan Avanza di Bengkulu didominasi pegawai negeri sipil
Kota Bengkulu. Mereka yang berjumlah ribuan itu memadati Masjid At Taqwa tempat
peluncuran perdana shalat dzuhur berhadiah menarik tersebut, Rabu (12/2/2014).
![]() |
situasi sholat jamaah hari pertama |
"Bagi yang honorer silakan masukkan biodata dan
fotokopi KTP di kotak yang tersedia," teriak beberapa petugas panitia yang
menjaga kotak absen pengundian. Luas Masjid At Taqwa tidak lebih dari 50 x 50
meter persegi itu dijejali jemaah shalat dzuhur, bahkan sebagian dari mereka
sampai ada yang sampai ke teras luar.
Selain tempat wudhu milik masjid, panitia juga menyediakan
satu truk tangki air untuk antisipasi jika ada yang kekurangan air untuk
berwudhu. Halaman masjid yang luas tampak sesak dengan ratusan kendaraan motor
dan mobil sehingga merepotkan petugas parkir masjid.
Meski masjid tampak penuh sesak dan adzan telah
berkumandang, beberapa jemaah lain tampak masih sibuk mengisi biodata dan
mencari tempat fotokopi KTP. Beberapa PNS perempuan bahkan ada yang kebingungan
mencari tempat fotokopi. "Dik, di mana tempat fotokopi KTP dekat-dekat
sini ya?" tanya salah seorang PNS perempuan yang telah menggunakan mukena untuk
shalat.
0 comments:
Post a Comment