Seperti yang sudah diketahui bersama,beberapa hari yang lalu
terjadi ledakan bom di ajang lomba marathon di Boston , Amerika Serikat. Ledakan bom itu
menewaskan 3 orang dan melukai lebih dari 100 orang. Siapa pelakunya? Polisi
masih menyeledikinya. Tapi siapa yang tertuduh?
Itulah pertanyaan yang bagi sebagian orang mudah
menjawabnya. Teroris muslim! Itu juga yang ada di benak Erik Rush. Tidak lama
setelah terjadinya tragedi 2 ledakan di Boston, Amerika Serikat, media sayap
kanan milik jaringan Zionis, Fox News, mendesak semua orang Islam di Amerika
Serikat dibunuh. Erik Rush, seorang analis di Fox News, menyerukan seluruh
orang Islam dibunuh, dan ini merupakan sebuah kenyataan yang sangat kurang ajar
yang dipost melalui Twitter.
Erik Rush, analis dan komentator di Fox News, nampaknya
menyalah dan menuduh ekstremis Islam sebagai dalang dibalik ledakan ketika
berlangsungnya pesta marathon di Boston .
Kejadian itu menewaskan sedikitnya tiga orang sipil, dan lebih 100 orang
mengalami cedera.
Pengguna Twitter lainnya bertanya, "Apakah yang
melakukannya sudah pasti muslim?" - Kemudian, Rush menjawab: "Ya,
mereka jahat. Mari kita bunuh mereka semua .. "Kemudian, Rush menyatakan
melalui tweet-nya yang menggunakan kata yang sangat" sarkastik ",
namun dia telah menulis pernyataan itu tidak lama kemudian.
Tweet tersebut menarik banyak tanggapan dari pengguna
Twitter yang banyak melahirkan rasa terkejut dan marah. Rush menerima banyak
kritikan dengan serangkaian umpan balik dari pengguna tweeter lainnya.
Ledakan bom di Boston
menarik perhatian media internasional. Insiden itu memenuhi halaman depan
koran. The Daily Telegraph memilih judul "Bom Pembunuhan Ketika
Maraton", sementara The Sun memilih judul, "Marathon
Pembunuhan". Pemerintah di Amerika Serikat menggambarkan insiden itu
sebagai satu tindakan teroris. Meskipun belum mengidentifikasi siapa dalang di
balik ledakan itu, Presiden Obama berjanji bahwa mereka yang terlibat dalam
pemboman itu "akan merasakan hukuman yang berat dan setimpal",
ujarnya ..
0 comments:
Post a Comment