Ini adalah kisah teladan tentang sebuah kejujuran. Qodhi Nuh
bin Maryam adalah pemimpin sekaligus qadhi di Marwa yang memiliki putri yang
sangat cantik. Karena kecantikan sang putri maka banyak tokoh dan pembesar yang
ingin memperistrinya.
Pada saat itu sang
qadhi memiliki seorang pembantu yang bertugas menjaga kebun anggurnya. Suatu
ketika Qadhi Nuh pergi ke kebun dan
meminta kepada sang pembantu untuk dipetikkan anggur. Dia meminta anggur
terbaik. Sang pembantu pun memberikan
anggur yang diminta. Tapi ketika dirasakan oleh qodhi, rasanya masam, hingga
Qadhi Nuh berkata,”Berikan anggur yang manis!”
Sang pembantu pun mencari anggur lagi dan mendatangi Qodhi
dengan anggur yang baru. Sekali lagi Qodhi merasakan anggur yang rasanya macam
juga. Sang Qadhi pun mulai mereasa jengkel,”Celakalah kamu! Engkau tidak tahu
mana yang manis dan yang masam?”
Sang pembantu pun menjawab,”Ya, saya memang tidak tahu mana
anggur yang manis dan yang masam. Sebab anda hanya menyuruh saya untuk
menjaganya. Anda tidak menyuruh saya untuk memakannya, maka saya tidak tahu
jenis anggur yang manih”
Subhanallah… Sang Qadhi pun merasa takjub dengan pernyataan
sang pembantu, dan menilai bahwa sang pembantu memiliki sifat jujur dan amanah
hingga akhirnya sang Qadhi memutuskan menikahkannya dengan putrinya. Dari
pasangan pembantu dan putri qadhi itu, lahirlah Ibnu Mubarak, ulama besar yang
dikenal dengan keshalihan dan keilmuannya. (An Nur As Safir, hal. 442).
0 comments:
Post a Comment