Tak terbayangkan bagaimana ngerinya suasana yang akan
dihadapi manusia pada hari kiamat kelak. Banyak ayat al-Qur’an dan Hadis yang
menggambarkan akan hal itu. Manusia dikumpulkan jadi satu di padang mahsyar.
Tidak ada yang berani bicara sedikitpun kecuali atas izin Allah. Semua hening
menunggu pengadilan dari Yang Maha Adil. Sementara matahari membakar laksana
berada di atas kepala.
Maka, jika ada sesuatu yang bisa membuat kita lebih nyaman
pada saat itu, tidak inginkah kita mendapatkannya? Tentu semua muslim
menginginkannya. Tapi tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Sabda Rasulullah SAW : “Tujuh Golongan yang dinaungi
Allah di hari kiamat yang tiada tempat berteduh selain yang diizinkan Nya swt,
Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan beribadah pada Tuhannya, orang
yang mencintai masjid masjid, dua orang yang saling menyayangi karena Allah,
bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah, orang yang diajak berbuat hina
oleh wanita cantik dan kaya namun ia berkata: ‘Aku Takut pada Allah, pria yang
sedekah dengam sembunyi-sembunyi, dan orang yang ketika mengingat Allah dalam
kesendirian berlinang airmatanya,” (Shahih Bukhari).
Dari hadis diatas, kita dapat ketahui 7 golongan yang akan
mendapat naungan dari Allah pada hari kiamat kelak:
1.Seorang pemimpin (Imam) yang adil.
Pemimpin adil bukan hanya dicintai rakyatnya, melainkan
dicintai pula oleh Allah dan berhak mendapatkan naungan-Nya di hari kiamat
nanti. Pemimpin di sini bisa saja presiden, gubernur, bupati, camat, lurah atau
kepala rumah tangga (suami). Karena setiap kita adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan dimintai Allah SWT. Pertanggung jawabannya kelak. Untuk itu,
seorang pemimpin harus bertindak adil sehingga semua orang yang dipimpinya bisa
merasakan pelayanan yang maksimal dan penegakan ketentuan yang benar.
2.Pemuda maupun pemudi yang tumbuh dalam keadaan selalu
beribadah kepada Allah.
Jiwa seorang pemuda maupun pemudi cenderung suka
‘bersenang-senang’. Karena itu, jika ia ‘memaksa’ hati dan raganya untuk sibuk
beribadah kepada-Nya, itu pertanda betapa kuat ketakwaan pada dirinya. Maka
pantaslah baginya naungan Allah kelak. Masa muda adalah masa di mana syahwat
sedang memuncak sehingga tidak jarang banyak pemuda terjerumus dalam
kemaksiatan. Pemuda yang mampu mengisi hari-harinya dengan ibadah adalah yang
terselamatkan di hari kiamat. Sebagaimana kisah Ashabul Kahfi (Para pemuda
Kahfi) yang menghindari kezaliman penguasa untuk menyelamatkan aqidah mereka.
3.Seseorang yang hatinya terikat dengan masjid.
“Maknanya adalah sangat mencintai masjid dan selalu menjaga
shalat jamaah di dalamnya. Dan maknanya bukanlah selalu duduk di masjid. ”
(Syarh Shahih Muslim juz 3hal. 481)
Karena itu, siapa yang menjaga shalat jamaah di masjid,
selalu merasa rindu dengan masjid, senantiasa rindu beribadah di dalamnya,
bergembiralah…Naungan Allah kan kau dapatkan di hari kiamat nanti. Orang yang
tidak akan melewatkan setiap kesempatan untuk memakmurkan masjid dengan ibadah
dan amal-amal sholeh, terutama sholat fardhu berjama’ah. Hatinya selalu ‘risau’
bila jauh dari masjid, dan merasa sedih bila tak bisa mendatanginya di
waktu-waktu sholat berjama’ah dan ketika majelis ta’lim diadakan.
4. DUA orang yang saling mencintai karena Allah dan
berpisah karena Allah. “Maksudnya yaitu mereka berdua senantiasa dalam
kecintaan karena agama. Mereka tidak memutus kecintaan itu karena alasan
duniawi, baik mereka berkumpul sebenarnya (secara fisik) atau tidak, sampai
maut memisahkan mereka berdua. ” (Fathulbari juz 2 hal. 485 Maktabah Syamilah)
Ya, inilah cinta yang dimiliki para pecinta di jalan-Nya.
Cinta yang dibangun di atas kecintaan karena-Nya. Bukan cinta yang tumbuh
karena tujuan duniawi dan jauh dari tendensi pribadi. Berkumpul dan berpisah
karena Allah.
Tingkatan hubungan keimanan tertinggi adalah cinta karena
Allah dan benci karena Allah. Bila dua orang saling mencintai karena
masing-masing selalu menjaga kecintaannya pada Allah, bertemu dalam kerangka
mengingat Allah dan berpisah dengan tetap dalam dzkir pada Allah maka keduanya
akan selamat di hari kiamat.
5. Seorang lelaki yang diajak wanita cantik untuk berzina
dan menjawab “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”.
“Karena sesungguhnya kejadian itu bisa saja terjadi pada
perempuan yang diajak (berbuat zina) oleh seorang raja yang tampan, misalnya,
lalu ia menolak ajakan tersebut karena takut kepada Allah walaupun ia memiliki
hasrat untuk itu. ” (Fathulbari juz 2 hal. 485)
“Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’ :
32 )
6. Sedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kiri
tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanan.
“Perkataan Nabi: ‘Hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang dikeluarkan tangan kanannya’.” Maksudnya sangat merahasiakan sedekah dan
menjauhkannya dari kemungkinan timbulnya riya’ (ingin dilihat dan dipuji).
7. Seseorang yang menangis karena Mengingat Allah dan
Rasa takut-Nya kepada Allah. “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka
berdoa kepada Kami dengan harap-harap cemas. dan mereka adalah orang-orang yang
khusyu’ kepada kami. ” (QS. Al-Anbiya’ : 90)
“Ada dua mata yang tidak akan dijilat api neraka; mata yang
menangis karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga di jalan Allah. ” (HR.
Tirmidzi no. 1563 Maktabah Syamilah)
Dzikir bagi orang beriman ibarat nafas bagi makhluk hidup,
ketika seseorang tidak lepas dari dzikir baik di siang maupun di malam hari
maka seolah makhluk hidup yang selalu bisa bernafas bebas. Mengingat Allah
hingga meneteskan air mata adalah sesuatu yang sulit, kecuali bagi orang yang
hatinya telah lunak oleh hidayah Allah. Sebagaimana ciri orang beriman, ketika
mendengar kalimat Allah maka bergetarlah hatinya dan ketika mendengar Al Qur-an
maka bertambahlah iman mereka.(HR Bukhari & Muslim).
0 comments:
Post a Comment