Bukan hanya di Jakarta, tapi di kota-kota besar lainnya juga
selalu ada peminta sumbangan untuk masjid, pesantren dan rumah yatim piatu yang
kadang alamatnya jauh dari tempat tinggal kita. Anda pasti pernah mendapati
para peminta sumbangan yang membawa map dan surat-surat untuk pembangunan
masjid atau pesantren itu juga khan?
Ternyata sebagian besar diantara mereka palsu alias fiktif.
Sama sekali tak ada masjid atau pesantren yang akan dibangun. Sepenuhnya itu
rekayasa oknum untuk mengeruk uang dari masyarakat. Kadang bahkan mereka sering
agak memaksa ketika meminta.
"Berdasarkan pengalaman, mereka 99 persen nggak
bener," kata Kasi Rehabilitasi Sudin Sosial Jakarta Selatan, Miftahul
Huda, dalam keterangannya, Selasa (8/4/2014) kepada detik.com
Miftahul menjelaskan, masyarakat jangan percaya begitu saja
dengan mereka yang berlagak meminta sumbangan. Walau mereka berseragam dan
membawa berbagai bukti dokumen lengkap.
"Itu yang pakai seragam, kadang biru-biru atau putih,
atau hijau, nggak boleh itu. Sekarang juga dokumen bisa dipalsukan, bisa
discan," imbuh dia.
Bagi masyarakat yang ingin menyumbang sebenarnya gampang
saja. Salurkan ke lembaga resmi yang sudah terjamin mutunya. Mulai dari Bazis
DKI, PKPU, Yayasan Peduli Al Azhar, Dompet Dhuafa, dan banyak lagi lainnya.
"Jadi kalau mau menyumbang sebaiknya menyumbang ke yang
resmi-resmi saja. Ke lembaga yang diakui," tutup dia.
Sudah lama memang symbol-simbol agama dimanfaatkan oleh
orang-orang tertentu untuk mengeruk keuntungan pribadi. Menurut info yang
didapat dari 2 wanita yang kemarin ditangkap oleh Sudin Sosial Jakarta selatan, perhari mereka bisa mendapatkan 1 juta rupiah.
Pasti angka yang sangat menggiurkan dan membuat mereka ketagihan.
0 comments:
Post a Comment