Ayat
Dan Hadis Tentang Shalat Taubat - Setiap
kita pasti memiliki dosa , kesalahan, noda dan aib. Jika demikian..apakah semua
itu akan terus melekat dan kita berputus asa dari rahmat Allah akan
ampunanNya..? Tidak sama sekali… karena Allah menyuruh kita untuk menuju pintu
ampunanNya, maaf dan taubat.
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wassalam meriwayatkan sabda Rabb ‘Azza wa Jalla
“…Wahai
Anak Adam, jika kamu senantiasa berdoa kepadaKu, mengharapkanKu, meminta
ampunan dari Ku, niscaya Aku akan mengampunimu dan aku tidak peduli. Wahai anak
Adam, andaikan dosamu setinggi langit, kemudian kamu memohon ampunanKU, niscaya
Aku aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam, andaikan Kamu menemui-Ku dengan
kesalahan seluas bumi, tetapi tidak mensekutukan-Ku dengan apapun, maka aku
akan mengampunimu dengan ampunan seisi bumi..”
Berbahagialah
bagi orang yang mencuci bercak-bercak dosa dengan taubat, dan kembali terhindar
dari segala kesalahan sebelum kesempatan hilang. Siapakah yang bisa selamat dari penyakit
dunia? Siapakah yang selalu sehat dan tidak pernah sakit? Siapakah yang hidup,
sedang kehidupannya tidak pernah bersanding dengan kematian? Siapakah yang
umurnya tidak pernah berakhir….??
Jika
kita merasa bergelimang dosa, dan maksiat membumbung tinggi sampai ke
angkasa…kesadaran ini adalah satu anugrah. Lanjutkanlah dengan menghapus dosa ,
yang dapat dilakukan dengan shalat Taubat. Mari kita mengenal lebih dekat tentang shalat Taubat ini
dan tata caranya menurut sunah Nabi ..!
Abu
Bakar Ash-shiddiq Radiyallahu Anhu mendengar Rasulullahu shallallahu Alaihi
Wassalam bersabda,
“
Tak seorang pun hamba mukmin yang memiliki dosa lalu ia bersuci dengan benar,
kemudian bangun melakukan shalat dua rakaat memohon ampunan kepada Allah dari
dosanya tersebut, melainkan Allah akan mengampuninya...” (Haidts Shahih
diriwayatkan oleh Abu Dawud 1521, at Tirmidzi 3006, Ibnu Majah 1395, An Nassai
Ibnu Hibban 2/10
Abu
Bakar Ash-Shiddiq berkata kemudian ,” Rasulullah membaca firman Allah Subhanahu
waTa’ala :
“
dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya diri, kemudian ia
memohon ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (AN Nisa : 110)
Kita
mulai dengan “ Bersuci yang benar” maksudnya berwudhu sesuai dengan
sunah-sunnah wudhu, tertib dari awal hingga akhir mulai dari membaca basmalah
hingga akhir wudhu.
“Tak
seorang pun hamba yang mukmin” baik laki-laki maupun wanita, tidak ada
perbedaan. “kemudian bangun” maksudnya bersiap-siap setelah wudhu untuk
melakukan shalat. “ memohon ampun kepada Allah “ memohon ampunan atas dosanya
yang merupakan penyebab ia melakukan
shalat. Memohon ampun disini maksudnya taubat dengan penuh penyesalan,
mencerabut dari dosa dan berazam untuk tidak kembali mengulang hal yang sama
selamanya dan mengembalikan seluruh hak orang lain jika ada.
Demikian
sangat jelas penjelas tentang keutamaan shalat taubat dimana ia merupakan
sunnah Rasulullah dalam melakukannya. Shalat taubat bisa menghapus dosa dan
menghapus segala kesalahan, mengangkat derajat , menambah kebaikan dan memupus
keburukan. Oleha karena itu perbanyaklah melakukan shalat taubat semampumu.
Inilah bagian dari rahamat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Allah pun
membuka berbagai pintu taubat, melalui shalat taubat.
Maksiat atau dosa yang ‘dicuci’ kemudian
dengan thaharah melalui wudhu, dan pengakuan yang direfleksikan dengan berdiri
di hadapan Allah, setelah itu ketaatan yang teraktualisasikan dalam shalat,
kemudian berdoa kepada Allah dalam sujud dan beristighfar seusai shalat. Semua
hal ini jika dilakukan bisa menjadi resep mujarab diterimanya taubat berapapun
besarnya maksiat dan dosa yang telah kamu lakukan terhadap Allah dalam berbagai
hakNya.
Namun
jika maksiat berkaitan dengan hak-hak hamba, maka sebelum shalat taubat, kamu
mesti minta kehalalannya, dengan catatan kamu tidak mampu mengembalikannya,
serta mengembalikan objek-objek kezaliman kepada si empunya jika kamu mampu
melakukannya.
Abdullah
bin Mas’ud Radliyallahu Anhu meriwayatkan bahwa seseorang datang menghadap
Rasulullah Sallallahu Alaihi sa Sallam sembari berkata,” Wahai Rasulullah, aku
bercanda dengan seorang wanita di pinggiran Madinah. Aku menciumnya tanpa
sempat menjimaknya. Inilah aku , hukumlah aku sesukamu..”
Umar
bin Al Khatab berkata kepadanya,” Sungguh Allah akan menutupi aibmu, seandainya
kamu sendiri menutupinya..”
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak mengatakan sepatah kata pun. Si pria itupun
kembali. Rasul terus mengikutinya yang
kemudian memanggilnya dan Rasulullah membacakan firman Allah;
“
Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat (QS Huud ; 114)
Seorang
pria dari satu kaum bertanya, wahai Nabi Allah , apakah khusus bagi orang
tadi?”
Rasulullah
menjawab,” tidak, ia berlaku untuk seluruh manusia.”
Dalam
riwayat lain , Muadz bin Jabal bertanya,” Wahai Rasulullah, apakah hal ini
khusus bagi si pria tadi atau bagi kami semuanya?”
Rasul
menjawab ,” Bagi kalian semua”
sumber: eramuslim
0 comments:
Post a Comment