Bulan Sya'ban adalah bulan yang diapit oleh dua bulan yang mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan. Pada bulan ini juga ada satu malam yang disebut malam Nisfu Syaaban, yang memiliki beberapa keutamaan juga. Ada beberapa hadis dari kitab Sahih Al-Bukhari dan kitab Al-Mutajir Ar-Raabih fi thawab Al-Amal As-Soleh karangan Al-Hafiz Ad-Dimyaty. "Nisfu" berarti setengah atau tanggal 14. Kitab Shahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim adalah referensi paling utama dalam Islam setelah Al-
Quran.
Abdullah bin Yusuf menyampaikan kepada kami, dari
Malik, dari Abi An-Nadr, dari Abi Salamah, dari Aisyah ra. dia berkata (artinya),
"Adalah Rasulullah saw berpuasa sampai kami mengatakan dia tidak
berbuka. Dia saw berbuka sehingga kami mengatakan dia tidak berpuasa. Aku tidak
pernah melihat Nabi saw berpuasa penuh satu bulan melainkan (dalam bulan) Ramadan.
Aku tidak pernah melihat dia (saw) berpuasa lebih banyak selain dari bulan Sya'ban
"(Hadis Sahih No. 1969 riwayat Imam Al-Bukhari).
Muaz bin Fadhalah menyampaikan kepada kami, dari
Hisyam bin Yahya, dari Abi Salamah, bahwa Aisyah ra meriwayatkan kepadanya
dengan berkata, "Nabi saw tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih
banyak dari bulan Sya'ban. [Nabi saw berpuasa bulan Sya'ban semuanya - lafaz
Al-Bukhari]. Nabi saw bersabda, "Bekerjalah dengan berdasarkan
kemampuan kamu, karena sesungguhnya Allah tidak akan jemu sehingga kamu yang
jemu (dulu - pent)". Aisyah melanjutkan, "Shalat yang paling
disukai Nabi saw adalah shalat yang dikerjakan terus meskipun sedikit. Adalah
Nabi saw ketika sholat, dia mengerjakannya secara konsisten "(Hadis Sahih
No. 1970 riwayat Imam Al-Bukhari).
Abu Mikmar menyampaikan kepada kami dari Abdul
Warith, dari Abu At-Tayyah, dari Abu Utsman, dari Abu Hurairah ra. berkata (bahwa)
kekasihku (Nabi saw) telah mewasiatkan kepadaku 3 hal (yaitu) puasa 3 hari
setiap bulan (13, 14 dan tanggal 15), 2 rakaat Dhuha dan shalat Witir sebelum
aku tidur ". (Hadis Sahih No. 60 riwayat Imam Al-Bukhari).
Abdullah bin Maslamah menyampaikaan kepada aku
dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Abi Salamah dan ayahku Abdullah Al-Agharry, dari
Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda (artinya) "Tuhanku Tabaaraka
wa Ta'ala turun ke langit dunia setiap malam bila tinggal 1/3 akhir malam dan
berfirman: Mana orang yang berdoa kepada aku, untuk Aku memperkenankan doanya? Mana
orang yang bertanya kepada Aku, untuk Aku berikan kepadanya? Mana orang yang
memohon keampunan Ku, untuk Aku mengampuninya? (Hadis Sahih No. 1145 riwayat
Imam Al-Bukhari).
Di dalam Hadis-hadis Sahih riwayat Imam Al-Bukhari
di atas, tidak disebut secara khusus puasa sunat hari Nisfu Syaaban yaitu 14
atau tanggal 15 Sya'ban, namun disebut secara khusus berpuasa sunat pada 13, 14
dan tanggal 15 setiap bulan yang mana termasuk didalamnya hari pertengahan Sya'ban
(nisfu Sya'ban). Di dalam hadis Sahih Al-Bukhari diatas juga tidak disebut
secara khusus berqiamullail malam Nisfu Sya'ban, tetapi disebut berqiamullail
disetiap malam, dan yang mana ini termasuk malam pertengahan Sya'ban (nisfu Sya'ban).
Adapun berqiamullail pada malam Nisfu Sya'ban
dan berpuasa pada siang harinya, dengan secara khusus menyebut kalimat "Nisfu
Sya'ban", status hadis-hadisnya (sahih, hasan shahih, hasan, dhaif, maudhuk
dll) adalah menjadi diskusi akademis para ulama hadis. Jika tidak mencapai ke
tingkat Sahih, ia tidak bisa dijadikan argumen Syara’, namun jika cocok dengan Hadis-hadis
Shahih riwayat Imam Al-Bukhari diatas, dapat dijadikan panduan untuk Fadhail A'mal
(Fadhilat-fadhilat Amal Ibadah) dalam Islam.
Akhirnya nanti, secara amalinya, bangun malam (qiyamul
lail) dan berpuasa tanggal 14 Sya'ban adalah ibadah yang Syar'iy, merupakan
salah satu taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah) dan bukan bid'ah.
Berikut adalah sebagian hadis-hadis tentang Nisfu
Sya'ban dari kitab Al-Mutajir Ar-Raabih fi thawab Al-Amal As-Soleh karangan Al-Hafiz
Ad-Dimyaty:
Dari Usamah b Zaid ra berkata, "Aku
bertanya, ya Rasulullah. Aku tidak pernah melihat engkau berpuasa di bulan-bulan
lain sebagaimana engkau berpuasa dibulan Sya'ban ". Rasulullah bersabda, "Ini
adalah bulan yang manusia lalai terhadapnya, antara Rajab dan Ramadhan. Ini
adalah bulan yang diangkat amal kepada Tuhan sekalian alam, maka aku suka
amalanku diangkat sedang aku berpuasa "(riwayat An-Nasaie).
Dari At-Tarmizi dengan sanad-sanadnya dari Anas
ra. dia berkata, "Nabi saw ditanya apakah bulan setelah Ramadan yang paling
utama berpuasa". Nabi saw menjawab berarti, "Bulan Sya'ban karena
untuk mengagungkan Ramadan". Nabi saw ditanya lagi, "Sedekah apakah
yang paling utama?". Nabi saw menjawab, "Sedekah dibulan Ramadan".
Kata At-Tarmizi, hadis ini hadis Hasan Sahih.
Dari Ibnu Majah dari Ali ra. dari Nabi saw
bersabda, "Apabila tiba malam Nisfu Sya'ban, lalu berqiyamullail pada
malamnya, dan berpuasa di siangnya, maka sesungguhnya Allah turun ke langit
dunia ketika matahari terbenam dan berfirman," Adakah disana orang yang
memohon ampunan, lalu Aku mengampunkan dia? Apakah di sana orang yang memohon rezeki, lalu Aku
memberinya rezeki? Apakah di sana
orang yang di beri ujian bala bencana, lalu Aku menyejahterakan dia? Apakah di sana ... apakah di sana
...? sampai terbit fajar ".
Dari Al-Baihaqy dengan sanad-sanadnya dari
Aisyah ra. bahwa Nabi saw bersabda, "Jibril telah mendatangi aku dan
berkata: Malam ini adalah malam Nisfu Sya'ban. Pada malam itu Allah membebaskan
hamba-hamba dari siksaan Api neraka sebanyak jumlah kambing Bani Kalb (di satu
tempat) selama sebulan. pada malam itu Allah tidak menoleh kepada orang yang
melakukan syirik, pengadu domba (kaki batu api), pemutus silaturrahim, pendurhaka
kepada kedua orang tua dan orang yang kecanduan miras ". Bani Kalb adalah
kabilah Arab yang terbesar atau yang memiliki jumlah kambing yang terbanyak.
Akhir kata, Allahumma a'inni ala
zikrika wa syukrika wa husni ibadatik (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat, mensyukuri
dan beribadah kepadaMu). Amin ya rabbal alamin.
0 comments:
Post a Comment