Sebagai penduduk di Negara
yang mayoritas beragama Islam, suara adzan tentu tidak asing lagi di telinga
kita. Setiap hari hampir pasti kita mendengar suara adzan. Anda juga pasti sering mendengar seruan azan
di daerah tempat tinggal Anda sendiri.
Adzan artinya pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan
redaksi tertentu. Sedangkan orang yang bertugas mengumandangkan adzan dinamakan
muaddzzin.
Adzan mulai disyariatkan pada tahun ke-1 Hijrah.
Dulu, kaum muslim berkumpul, mengira-ngira waktu shalat lalu
melakukan shalat. Tidak seorangpun yang melakukan untuk panggilan shalat.
Suatu hari mereka membicarakan hal itu, ada yang
mengusulkan, “Pergunakanlah lonceng seperti lonceng orang-orang Nasrani.”
Ada yang mengusulkan, “Lebih baik menggunakan terompet seperti
terompet orang-orang Yahudi.”
Umar r.a mengusulkan, “Mengapa kalian tidak menyuruh
seseorang melakukan panggilan untuk shalat?”
maka Rasulullah saw bersabda, “Hai Bilal berdirilah dan
lakukan panggilan untuk shalat.” (HR Ahmad dan Bukhari)
Ketika Rasulullah saw menyuruh menyiapkan lonceng untuk
dipukul guna menghimpun kaum muslim untuk shalat. Riwayat lain berbunyi,
“Beliau sendiri tidak suka dengan lonceng itu karena menyerupai orang-orang
Nasrani tiba-tiba, di waktu aku tidur, aku dikelilingi seorang laki-laki yang
membawa sebuah lonceng di tangannya.
Aku katakan kepadanya, “Hai hamba Allah, apakah engkau
bersedia menjual lonceng itu?”
Ia menjawab, “Untuk apa?”
Aku menjawab, “Untuk panggilan shalat.”
Ia berkata, “Maukah engkau kutunjukkan yang lebih baik dari
itu?”
Aku berkata,”Tentu.”
Ia berkata, “Ucapkanlah, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar,’
Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya ‘alash-shalah,
Hayya ‘alash-shalah, Hayya ‘alal-falah, Hayya ‘alal-falah, Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Laa ilaha illallah’.”
Kemudian, ia melangkah sedikit mundur dan berkata, “Jika
shalat hendak dimulai ucapkanlah, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar,’ Asyhadu alla
ilaha illallah, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya ‘alash-shalah, Hayya
‘alash-shalah, Hayya ‘alal-falah, Hayya ‘alal-falah, Qad qamatish shalah, Qad
qamatish shalah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah’.”
Pagi harinya aku menghadap Rasulullah SAW dan menceritakan
mimpi yang aku alami. Nabi SAW bersabda, “Insyaallah, sesungguhnya itu mimpi
yang benar. Berdirilah dengan Bilal dan ajarkanlah kepadanya, lalu biarkan dia
yang melakukan azan karena suaranya lebih baik dan lebih lantang dibandingkan
dengan suaramu.”
Aku pun berdiri bersama Bilal dan aku ajarkan kepadanya. Dan
ia yang mengumandangkan azan. Umar ra yang berada di rumah langsung ke mesjid
sambil menyeret kainnya dan menghadap Nabi saw lalu berkata,
“Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran aku juga
bermimpi seperti mimpi yang dia alami. Nabi saw bersabda, “Alhamdulillah.” (H.R
Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, dan Tirmidzi ) menurut Tirmidzi
hadist ini hasan shahih. [islampos)
Yg bermimpi itu shahabat sp ya?
ReplyDelete