Adam dan Iblis adalah dua makhluk Allah yang sama-sama
diciptakan pada masa awal penciptaan makhluk-makhluk lain di dunia ini. Mereka
berdua, bersama dengan para malaikat adalah sama-sama penghuni surga, karena
Iblis ketika itu belum dilaknat oleh Allah dan diusir dari surga.
Ketika pada akhirnya Allah memerintahkan para malaikat
bersujud kepada Adam, Iblis lah yang membantah perintah Allah tersebut dan
enggan untuk mematuhi perintahnya. Dia menganggap dirinya lebih baik dari Adam
dan tidak sepantasnya dia bersujud kepada makhluk yang diciptakan dari tanah.
Itulah dosa besar yang terjadi pertama kali dan membuat
Iblis dilaknat oleh Allah dan diusir dari surga.
Dalam kisah berikutnya, ketika Adam sudah mempunyai teman
yaitu Hawa, Adam pun akhirnya melakukan dosa besar yaitu melanggar perintah
Allah untuk tidak mendekati pohon Khuldi. Adam bukan saja mendekatinya, tapi
bahkan bersama Hawa memakan buah dari pohon Khuldi. Adam dan Hawa akhirnya juga diusir dari
surga.
Dua makluk – Adam dan Iblis – yang pada awalnya sama-sama
berada di surga, terusir karena sama-sama melakukan dosa besar, yaitu tidak
menuruti perintah Allah SWT. Tapi nasib keduanya pada akhirnya berbeda. Yaitu
Adam memperoleh ampunan dari Allah dan mendapatkan kemuliaannya kembali,
sedangkan Iblis tetap menjadi makhluk yang terlaknat sampai hari kiamat.
Apa yang menyebabkan nasib kedua makhluk yang sama-sama
berdosa itu berbeda? Inilah yang Adam lakukan:
- Adam mengakui perbuatan dosanya
- Adam menyesali perbuatan dosanya
- Adam menyalahkan dirinya sendiri dan
- Adam tidak berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah.
Sedangkan Iblis celaka dan terlaknat selamanya karena:
- Iblis tidak mau mengakui perbuatan dosanya, dia merasa benar dengan apa yang dilakukannya.
- Iblis tidak menyesali perbuatan yang sudah dilakukannya alias tetap ngeyel
- Iblis menyalahkan orang lain, yaitu Adam yang dianggap sebagai biang keladi. Karena itu dia dendam pada Adam dan keturunannya
- Iblis berputus asa dari ampunan Allah.
Itulah 4 hal yang membedakan Adam dan Iblis dalam menyikapi
dosa yang telah dilakukannya. Hal ini juga bisa jadi pelajaran untuk kita
semua. Semua orang pasti pernah melakukan dosa dan kesalahan. Tapi bagaimana
kita menyikapi kesalahan kita itulah yang akan membuat kita bahagia atau celaka
pada akhirnya. Jika kita meniru sikap iblis, tentu kita akan celaka.
0 comments:
Post a Comment