Setiap yang bernyawa pasti akan menemui ajal. Dan tidak ada
seorangpun yang tahu kapan ajal itu akan tiba, di mana ia akan menjemput. Kematian
dan kehidupan adalah rahasia Allah SWT, untuk menguji hamba-hambaNya dan juga
untuk mengetahui mana diantara hambaNya yang paling bagus amalnya (Q.S.al-Mulk).
Selama masa hidupnya, pria yang akrab disapa Uje itu sempat mencicipi hitam putih kehidupan sebelum akhirnya dikenal sebagai dai kondang. Siapa sangka dia sebelum menjadi ustad dia sempat terjebak ke dalam dunia hitam.
Besar di keluarga yang taat agama, anak dari pasangan M.Ismail Modal dan Tatu Mulyana itu dididik secara disiplin untuk mendalami Islam. Saat masih duduk di sekolah dasar, ia pun sudah memperlihatkan tanda-tanda 'kelebihannya' di bidang agama. Saat kelas 5, Uje mengikuti MTQ, dan anak ketiga dari lima bersaudara ini berhasil meraih juara pertama.
Namun masa kelam dilaluinya ketika ia mulai masuk SMA di pesantren. Mengikuti arus pergaulan bebas, Uje sempat terjerembab dalam obat-obatan terlarang. Ia pun keluar dari pesantren dan berpindah-pindah sekolah. Namun, tetap Uje sering absen dan menghabiskan banyak waktunya di diskotek semalam suntuk.
Titik balik hidupnya muncul ketika ia pulang umroh dari Tanah Suci Mekah pada 1994. Pria kelahiran 12 April 1973 itu pun bertobat. Momen ketika ayahnya meninggal juga semakin menyadarkan Uje untuk kembali ke jalan yang benar. Kembali mendalami agama, ia pun perlahan merintis karier sebagai penceramah.
Selama menjadi pendakwah, karier suami dari Pipik Dian Irawati itu juga tak selalu mulus. Ia pernah ditolak mengisi ceramah di beberapa tempat karena masa lalunya sebagai pecandu narkoba.
Lambat laun, kepiawaian dan keluwesab Uje dalam berceramah mampu merangkul masyarakat dari banyak kalangan. Mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu. Aktif menjadi pendakwah sejak 2000, Uje dikenal sebagai Ustad Gaul.
Sampai tahun 2013 ini, karir Uje sebagai pendakwah pun terus bersinar. Kepiawainnya dalam berinteraksi dengan anak muda dan lantunan suara merdunya ketika membawakan tembang rohani menjadi nilai tambah.
Namun perjalanan hidup Uje itu berakhir pada Jumat (26/4) dinihari kemarin. Bertolak dari Kemang untuk menujuk kediamannya di Bintaro, Uje yang mengendarai motor besar Kawasaki ER miliknya tak pernah sampai tujuan.
Di sebuah belokan ke kanan di jalan Gedung Hijau Raya, Uje tak bisa menguasai motornya yang melaju dalam kecepatan tinggi. Uje tersungkur setelah sebelumnya menabrak trotoar dan pohon palem.
Pihak keluarga kaget dan terpukul dengan kepergian Uje. Ibunda alharhum ternyata sempat mendapatkan tanda-tanda 'pamit' dari sang putra. Tanda-tanda yang baru dia sadari setelah Uje tiada.
"Belakangan ini dia suka bicara aneh, tapi kita nggak ambil kesimpulan. Dia juga pernah bilang ' Jeffry sudah jatuh tempo, nih'. Kita mah nggak mikir apa-apa, eh tahunya umurnya yang jatuh tempo," kata ibunda Uje, Tatu Mulyana di rumah duka di Perumahan Bukit Mas Narmada III Bintaro, Rempoa, Tangsel, Jumat.
Selamat jalan Uje...Semoga khusnul khotimah dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin...
Begitulah yang terjadi pada Ustadz Jefri Al Buchori alias
Uje, ustad muda yang begitu akrab muncul di layar kaya itu kini telah tiada.
Insiden kecelakaan tunggal dari atas motor gede menutup perjalanan hidupnya.
Perjalanan yang begitu berwarna-warni.
Selama masa hidupnya, pria yang akrab disapa Uje itu sempat mencicipi hitam putih kehidupan sebelum akhirnya dikenal sebagai dai kondang. Siapa sangka dia sebelum menjadi ustad dia sempat terjebak ke dalam dunia hitam.
Besar di keluarga yang taat agama, anak dari pasangan M.Ismail Modal dan Tatu Mulyana itu dididik secara disiplin untuk mendalami Islam. Saat masih duduk di sekolah dasar, ia pun sudah memperlihatkan tanda-tanda 'kelebihannya' di bidang agama. Saat kelas 5, Uje mengikuti MTQ, dan anak ketiga dari lima bersaudara ini berhasil meraih juara pertama.
Namun masa kelam dilaluinya ketika ia mulai masuk SMA di pesantren. Mengikuti arus pergaulan bebas, Uje sempat terjerembab dalam obat-obatan terlarang. Ia pun keluar dari pesantren dan berpindah-pindah sekolah. Namun, tetap Uje sering absen dan menghabiskan banyak waktunya di diskotek semalam suntuk.
Titik balik hidupnya muncul ketika ia pulang umroh dari Tanah Suci Mekah pada 1994. Pria kelahiran 12 April 1973 itu pun bertobat. Momen ketika ayahnya meninggal juga semakin menyadarkan Uje untuk kembali ke jalan yang benar. Kembali mendalami agama, ia pun perlahan merintis karier sebagai penceramah.
Selama menjadi pendakwah, karier suami dari Pipik Dian Irawati itu juga tak selalu mulus. Ia pernah ditolak mengisi ceramah di beberapa tempat karena masa lalunya sebagai pecandu narkoba.
Lambat laun, kepiawaian dan keluwesab Uje dalam berceramah mampu merangkul masyarakat dari banyak kalangan. Mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu. Aktif menjadi pendakwah sejak 2000, Uje dikenal sebagai Ustad Gaul.
Sampai tahun 2013 ini, karir Uje sebagai pendakwah pun terus bersinar. Kepiawainnya dalam berinteraksi dengan anak muda dan lantunan suara merdunya ketika membawakan tembang rohani menjadi nilai tambah.
Namun perjalanan hidup Uje itu berakhir pada Jumat (26/4) dinihari kemarin. Bertolak dari Kemang untuk menujuk kediamannya di Bintaro, Uje yang mengendarai motor besar Kawasaki ER miliknya tak pernah sampai tujuan.
Di sebuah belokan ke kanan di jalan Gedung Hijau Raya, Uje tak bisa menguasai motornya yang melaju dalam kecepatan tinggi. Uje tersungkur setelah sebelumnya menabrak trotoar dan pohon palem.
Pihak keluarga kaget dan terpukul dengan kepergian Uje. Ibunda alharhum ternyata sempat mendapatkan tanda-tanda 'pamit' dari sang putra. Tanda-tanda yang baru dia sadari setelah Uje tiada.
"Belakangan ini dia suka bicara aneh, tapi kita nggak ambil kesimpulan. Dia juga pernah bilang ' Jeffry sudah jatuh tempo, nih'. Kita mah nggak mikir apa-apa, eh tahunya umurnya yang jatuh tempo," kata ibunda Uje, Tatu Mulyana di rumah duka di Perumahan Bukit Mas Narmada III Bintaro, Rempoa, Tangsel, Jumat.
Selamat jalan Uje...Semoga khusnul khotimah dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin...
0 comments:
Post a Comment