Karena keluhuran budi dan ketulusannya pada sesama, Rasulullah
SAW telah banyak membuat manusia mengikuti ajarannya. Betapa banyak orang yang
pada awalnya begitu benci dengan Rasulullah, tapi pada akhirnya begitu kuat
sebagai pembela beliau. Semua karena Akhlak beliau yang begitu luhur. Salah
satu kisah di bawah ini sekali lagi membuktikan betapa tingginya keagungan budi
Rasulullah SAW.
ilustrasi |
Di atas padang pasir yang tandus seorang perempuan
berusia nenek-nenek tampak sedang berjalan sendirian. Beban berat tergambar
jelas di pundaknya. Sengatan matahari gurun dan barang bawaan yang ia pikul
cukup membuat lutut rentanya lemas kepayahan.
Namun, kondisi ini tak berlangsung lama. Pucuk
dicinta ulam tiba. Seorang pria muda baik hati segera menghampiri dan
menawarkan bantuan. Perempuan tua itu pun menyambut tawaran dengan perasaan
senang.
Sepanjang perjalanan pria itu dihujani
ceramah. Si nenek rupanya sangat gemar berbicara. Si nenek berbicara tentang
penolakkanya terhadap dakwah Rasulullah. Dia mewanti-wanti siapapun untuk tidak
mengikuti jalannya, bahkan membahasnya sekalipun.
”Jadi sekali lagi, jangan berbicara apapun
soal Muhammad!” ujarnya.
Si anak muda hanya tersenyum diam tanpa
menyela pembicaraan. Dengan setia, ia mendengarkan perempuan tua itu
bertubi-tubi mencaci-maki Rasulullah. Menurut dia, Muhammad adalah pribadi yang
amat menjengkelkan. Tidak pantas keturunan suku terhormat seperti Muhammad
menyulut permusuhan.
Si nenek terus mengomel. Dia katakan, Muhammad
sudah menyesatkan banyak orang, terutama orang-orang fakir dan kalangan budak.
Kaum lemah ini diperdaya oleh ajaran-ajaran palsu yang seolah menjaminkan
kebahagiaan.
”Jadi anak muda, jangan sekali-kali berbicara
soal Muhammad!”
Tanpa terasa tujuan perjalanan si nenek
akhirnya sampai. Si nenek sekali lagi menampakkan rasa senang dan syukur atas
bantuan pria muda itu. ”Biarkan saya memberi kamu satu nasihat. Jauhi
Muhammad!” tambahnya.
Sebelum berpisah, si nenek menanyakan perihal
nama laki-laki murah hati yang tulus menolongnya itu.
”Maaf, siapa namamu?”
”Muhammad.”
”Siapa?”
”Muhammad.”
Si nenek terpaku sejenak hingga akhirnya memutuskan
masuk Islam.
0 comments:
Post a Comment