Rasanya jengkel pasti kalau ada nyamuk yang terbang di sekitar
telinga kita. Suaranya bising banget. Sehingga kita kemudian sering mengumpat
dan bahkan menguber si nyamuk sampe kena. Bener khan? Padahal Nabi Muhammad, Rasulullah
-Shalallahu ‘alaihi wa salam-, melarang kita mengumpat nyamuk lho!!!
Di dalam hadits riwayat Ahmad, Al-Bukhari dalam “Al-Adab al-Mufrad”,
Al-Bazzar, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi dalam “Syu’bul Iman”; dari Anas bin
Malil -Radhiyallahu ‘anhuma-, bahwa sesungguhnya Rasulullah -Shalallahu ‘alayhi
wa salam- mendengar seorang lelaki mengumpat nyamuk. Lalu beliau bersabda:
لَا تَسُبَّهُ , فَإِنَّهُ
أَيْقَظَ نَبِيًّا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ
“Jangan kau umpat nyamuk (itu), karena sesungguhnya ia
membangunkan seorang nabi dari para nabi untuk melakukan sholat fajar!”.
Dalam riwayat At-Thabrani dalam “al-Mu’jam al-Kabir” dan al-Baihaqi
dalam “Syu’bul Iman”, Anas bin Malik meriwayatkan:
ذُكِرَتْ الْبَرَاغِيثُ
عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : إنَّهَا لَتُوقِظُ
لِلصَّلَاةِ
“Disebutkan kepada kami tentang nyamuk di hadapan Rasulullah -Shalallahu
‘alayhi wa salam-. Lalu beliau bersabda: ‘Sesungguhnya nyamuk membangunkan
seseorang untuk sholat’”.
At-Thabrani dari Ali bin Abi Thalib -Radhiyallahu ‘anhu-, beliau
berkata:
نَزَلْنَا مَنْزِلًا
فَآذَتْنَا الْبَرَاغِيثُ فَسَبَبْنَاهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم : لَا تَسُبُّوهَا فَنِعْمَتْ الدَّابَّةُ , فَإِنَّهَا أَيْقَظَتْكُمْ
لِذِكْرِ اللَّهِ
“Kami menempati sebuah rumah, lalu kami disakiti nyamuk-nyamuk. Kami
pun mengumpatnya. Lalu Rasulullah -Shalallahu ‘alayhi wa salam- bersabda: ‘Jangan
mengumpat mereka. Mereka adalah sebaik-baik hewan. Sesungguhnya mereka
membangunkan kalian untuk berdzikir kepada Allah!’”.
Seorang penyair mengatakan:
لَا تَسُبَّ الْبُرْغُوثَ
إنَّ اسْمَهُ * بِرٌّ وَغَوْثٌ لَك لَوْ تَدْرِي
فَبِرُّهُ مَصُّ دَمٍ
فَاسِدِ * وَغَوْثُهُ الْإِيقَاظُ فِي الْفَجْرِ
“Janganlah engkau mengumpat nyamuk. Sungguh! namanya ialah baik
dan menolongmu, meski kau tak tahu. Kebaikannya adalah menghisap darah kotor
dan pertolongannya adalah membangunkan untuk sholat Fajar (Sholat Shubuh)!”.
Menurut kalangan Hanabilah, nyamuk hukumnya sama dengan hewan-hewan
lain yang tidak punya darah sendiri (ma la nafsa laha sa’ilah), seperti kutu, kalajengking,
jangkrik dan lain-lain. Hukumnya adalah suci baik saat hidup atau telah menjadi
bangkai. Akan tetapi haram mengkonsumsinya untuk makanan. (Ghada’ul Albab, Karya
Muhammad bin Ahmad bin Salim Al-Safarayini).
Jadi bagaimana harusnya? Selama ini kita sudah menyatakan perang
dengan nyamuk. Pakai obat nyamuk bakar, semprot, bahkan dengan raket listrik. Apakah
kita biarkan saja darah kita untuk shodaqoh buat nyamuk? Beri pendapatnya ya…
mantap artikelnya.
ReplyDeletebisnis online terbaru, cek www.kiostiket.com