Setelah bekerja
keras menyelidiki kasus bom Boston
yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 100 orang, polisi AS akhirnya
menemukan tersangka. Mereka adalah Tamerlan Tsarnaev dan Dzhokhar A Tsarnaev. Menurut
pernyataan resmi dari penegak hukum Amerika Serikat, kedua tersangka adalah
kakak beradik yang berasal dari Chechnya .
Dilansir dari situs New York Times, Jumat (19/4/2013), sang kakak adalah tersangka yang mengenakan topi hitam, disebut FBI dengan Tersangka 1. Dia bernama Tamerlan Tsarnaev (26). Tamerlan tewas dalam
Penangkapan itu
hasi dari pengembangan penyelidikan pada kamera di arena marathon. Kedua
tersangka tersebut tertangkap kamera ketika berada di persimpangan jalan antara
Boylston dan Gloucester .
Lokasi tersebut cukup dekat dengan garis finish event Boston Marathon.
Dari foto yang dirilis FBI, diketahui keduanya berkulit putih dan merupakan dua pria muda. Dua orang tersebut sama-sama menggendong ransel yang diyakini berisikan bom. Tersangka pertama mengenakan topi bisbol hitam sedangkan tersangka kedua mengenakan topi berwana putih.
Dari foto yang dirilis FBI, diketahui keduanya berkulit putih dan merupakan dua pria muda. Dua orang tersebut sama-sama menggendong ransel yang diyakini berisikan bom. Tersangka pertama mengenakan topi bisbol hitam sedangkan tersangka kedua mengenakan topi berwana putih.
Sang adik adalah tersangka yang mengenakan topi putih terbalik, disebut FBI dengan Tersangka 2. Dia bernama Dzhokhar A Tsarnaev (19). Dzokhar berhasil lolos dari
Dzokhar diketahui pernah bersekolah di sebuah SMA Cambridge,
Nama remaja itu muncul dalam daftar 45 penerima Beasiswa Kota Cambridge, yang diberikan untuk para pelajar dari sekolah Cambridge Rindge and Latin School.
Disebutkan bahwa Dzhokhar dan Tamerlan merupakan permanent resident di AS. Keduanya tinggal di wilayah
Pelaku Beragama
Islam, Lalu Kenapa?
Soal agama kedua
tersangka yang beragama Islam, memang terkesan di ekspos habis-habisan di
berbagai media. Ini mengesankan seolah-olah tindakan terorisme seperti ini
memang merupakan ajaran Islam. Dan juga ingin menggambarkan kepada dunia bahwa
Islam itu jahat, kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Memang media
masih lebih halus mengemasnya. Namun cobalah lihat komentar-komentar pada
berita-berita tentang hal ini. Mereka begitu bebasnya mencaci Islam karena
tidak ada moderasi pada komentarnya.
Padahal kalau
kita lihat tindakan terror yang terjadi di Amerika, banyak juga dilakukan oleh
orang-orang non muslim. Tapi ketika memberitakan hal itu, media tidak
menyebut-nyebut soal agama. Lihat misalnya ketika beberapa bulan lalu terjadi
terror penembakan di sebuah sekolah yang menewaskan puluhan anak-anak SD Sandy
Hook di Amerika. Siapa pelakunya? Anda sudah tahu.
Memang begitulah
media ‘sana ’
menulis. Kalau pelaku terror adalah orang kulit putih, maka isu yang
mengemuka adalah mental health dan gun control. Jika pelakunya orang
hitam, maka isu utama yg akan dibahas adalah budaya kriminal dan gaya hidup rendahan kaum
kulit hitam. Kalau orang hispanic yg berbuat maka isunya adalah imigran
gelap dan bagaimana meninggikan atau memanjangkan dinding pemisah Mexico dan AS.
Kalau orang Arab atau Muslim, makanya isunya adalah terorisme dan
betapa Islam itu kanker dunia yang harus dibuang habis.
Lihat juga kasus Adam Lanza dengan anggota pasukan
AS, Sgt Robert Bales yg menembaki dan membakar 16 warga sipil Afghanistan, 9 di
antaranya anak2. Bukan agama pelaku yang diangkat, tapi isu tentang gun
control ! Sama seperti pelaku terror di SD Sandy Hook Amerika.
0 comments:
Post a Comment