Tidak terasa bulan puasa Ramadhan 2013 sudah sangat dekat.
Hari ini sudah tanggal 20 Sya’ban. Berarti kurang lebih 9 atau 10 hari lagi
kita sudah masuk bulan Ramadhan 2013.
Memang awal Ramadhan tahun 2013 ini ada kemungkinan berbeda antara Muhammadiyah
dan Pemerintah. Namun yang jelas Ramadhan sudah dekat. Sudahkah kita bersiap
menyambutnya? Bagaimana Rasul kita Muhammad SAW menyambut Ramadhan?
Persiapan Rasulullah dalam menyambut Ramadhan bukan hanya
bersifat jasmani, melainkan gabungan jasmani dan rohani mengingat puasa
sebagaimana ibadah yang lain adalah gabungan ibadah jasmani dan rohani, di
samping ibadah yang paling berat di antara ibadah wajib (fardu) lain.
Oleh sebab itu, puasa disyariatkan yang paling akhir di
antara ibadah wajib lainnya. Persiapan jasmani tersebut dilakukan oleh Rasul
SAW melalui puasa Senin-Kamis dan puasa hari-hari putih (tanggal 13,14 dan 15)
setiap bulan sejak bulan Syawal hingga Sya'ban.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW
senantiasa puasa Senin dan Kamis. Dikatakan kepada beliau, "Wahai Rasul,
engkau senantiasa puasa Senin dan Kamis."
Beliau menjawab, "Sesungguhnya pada setiap hari Senin
dan Kamis Allah SWT mengampuni dosa setiap Muslim, kecuali dua orang yang
bermusuhan. Allah berfirman, 'Tangguhkanlah keduanya sampai keduanya berdamai'.
"(HR. Ibnu Majah).
Dalam kaitannya dengan puasa tiga hari setiap bulan, Rasul
SAW bersabda kepada Abu Dzar Al-Ghifari RA, "Wahai Abu Dzar, jika engkau
ingin berpuasa setiap bulan, maka puasalah tanggal 13,14 dan 15." (HR. Tirmidzi).
Sedangkan persiapan rohani dilakukan oleh Rasul SAW melalui
pembiasaan solat tahajud setiap malam serta zikir setiap waktu dan kesempatan.
Bahkan, solat tahajud yang hukumnya sunah bagi kaum Muslimin menjadi wajib bagi
peribadi Rasul SAW.
Diriwayatkan oleh Aisyah RA yang bertanya kepada Rasul SAW
mengenai pembiasaan salat tahajud, padahal dosa-dosa beliau telah diampuni oleh
Allah SWT, Rasul SAW menjawab dengan nada yang sangat indah, "Apakah tidak
boleh aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?"
Memasuki bulan Sya'ban, Rasul SAW meningkatkan kuantitas dan
kualitas ibadah puasa, qiyamul lail, zikir dan amal salehnya. Peningkatan
tersebut disebabkan semakin dekatnya bulan Ramadhan yang akan menjadi puncak
aktivitas kesalehan dan spiritual seorang Muslim.
Jika biasanya dalam sebulan Rasul SAW berpuasa rata-rata 11
hari, maka di bulan Sya'ban ini beliau berpuasa hampir sebulan penuh.
Dikisahkan oleh Aisyah RA bahawasanya, "Rasulullah banyak berpuasa (di
bulan Sya'ban) sehingga kita mengatakan, beliau tidak pernah berbuka dan aku
tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan.
Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah banyak berpuasa (di luar Ramadhan)
melebihi Sya'ban. "(HR. Bukhari-Muslim).
Dalam riwayat Usama bin Zayed RA dikatakan, "Aku
bertanya kepada Rasul, 'Wahai Rasulullah, Aku tidak melihatmu banyak berpuasa
seperti di bulan Sya'ban?' Beliau menjawab, 'Sya'ban adalah bulan yang
dilupakan manusia, letaknya antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan tersebut amal
manusia diangkat (ke langit) oleh Allah SWT dan aku menyukai pada saat amal
diangkat aku dalam keadaan berpuasa '. "(HR. An-Nasa'i).
Sya'ban adalah bulan penutup rangkaian puasa sunah bagi
Rasulullah SAW sebelum berpuasa penuh di bulan Ramadhan. Jika Rasul telah
mempersiapkan penyambutan Ramadhan dengan berpuasa sekurang-kurangnya 11 hari
di luar Sya'ban dan 20-an hari di bulan Sya'ban, berarti untuk menyambut
Ramadhan Rasulullah SAW telah berpuasa yang sekurang-kurangnya 130 hari atau
satu pertiga lebih dari jumlah hari dalam setahun.
Maka, hanya persiapan yang baiklah yang akan mendapat hasil
yang baik, dan demikian pula sebaliknya. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan
kepada kita untuk mempersiapkan diri di bulan Sya'ban sehingga memperoleh hasil
yang maksimal di akhir Ramadhan. Amin…
Marhaban Ya Ramadhan…
0 comments:
Post a Comment