Mandi besar atau mandi janabah atau mandi wajib adalah mandi yang diniati untuk
menghilangkan hadast besar. Bukan sekedar keramas saja. Hadas besar terjadi
karena beberapa hal, diantaranya karena mimpi basah atau habis 'berbuat' dengan pasangan.
Terkadang masih banyak yang belum paham bagaimana cara mandi
besar yang benar itu. Padahal ini adalah masalah yang penting. Ketika seseorang
sudah memasuki masa akil baligh, dia wajib mengetahui kaifiyah mandi ini. Sebab
kalau tidak, bisa-bisa dia masih terus membawa hadas besar kemana-mana
berhari-hari tanpa sadar.
Lalu bagaimana cara mandi besar janabah yang benar sesuai
dengan ajaran Nabi?
'Aisyah ra istri Nabi pernah menceritakan bagaimana Nabi
mandi janabah sebagai berikut;
"Adalah Rasulullah s.a.w. ketika beliau mandi janabah, beliau
mulai dengan mencuci kedua tangannya. Kemudian beliau menuangkan air ke tangan
kirinya dengan tangan kanannya, lalu (dengan tangan kiri itu) ia membasuh
kemaluannya. Kemudian beliau mengambil wudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Kemudian
beliau mengambil air, lalu memasukkan jari-jarinya ke akar rambutnya sampai
saat melihat air telah membasahi seluruh (kulit kepala dan akar-akar rambutnya),
beliau menciduk air (dan menyiram) ke
kepalanya sebanyak tiga cidukan. Kemudian beliau menyiram air ke seluruh
tubuhnya. Kemudian beliau membasuh kedua kakinya "(HR Imam Muslim).
Dari hadis di atas, dapat kita simpulkan cara mandi hadas
seperti berikut;
1. Setelah membaca Bismillah, mulai dengan mencuci dua
tangan. Di dalam hadis yang lain, disebutkan beliau mencuci dua tangannya
sebanyak dua atau tiga kali.
2. Kemudian basuh kemaluan dan kotoran di badan jika ada
dengan menggunakan tangan kiri.
3. Setelah itu ambil wudhu sebagaimana yang biasa dilakukan.
4. Kemudian mulailah mandi dari bagian kepala terlebih
dahulu sampai rata air di seluruh kepala termasuk di celah-celah rambut.
5. Selesai bagian kepala, lakukan mandi di bagian badan pula;
dari leher ke bawah. Sunat menyiram bagian kanan terlebih dahulu, kemudian baru
diikuti sebelah kiri.
6. Saat mandi, tangan harus menggosok-gosok tubuh terutama
bagian-bagian yang berlipat yang dikhawatirkan tidak sampai air jika tidak
digosok.
7. Akhiri mandi dengan membasuh kedua kaki dan menggosok
celah-celah jarinya.
8. Ketika mandi itu, jangan lupa berniat di dalam hati
melakukan mandi yang diwajibkan atau berniat mandi untuk menghilangkan hadas
besar dari badan.
Menyentuh 'burung' tidak membatalkan mandi. Ia hanya akan
membatalkan wudhu. Saat mandi, jika menyentuh kemaluan itu dilakukan dengan
niat / tujuan meratakan air ke bagian kemaluan, tidak perlu mengulangi wudhu
kembali setelah mandi karena sentuhan itu terpaksa dilakukan untuk
menyempurnakan mandi wajib. Namun jika sentuhan itu terjadi setelah bagian
kemaluan itu telah diratakan air (saat mandi itu) atau setelah selesai mandi, maka
ketika itu barulah wajib mengambil wudhu kembali setelah mandi. Adapun mandi, ia
tidak terpengaruh semata-mata dengan menyentuh 'burung'.
Yang perlu diperhatikan lagi adalah kesucian air. Saat ini
banyak bak mandi yang ukurannya sangat kecil dan tidak memenuhi syarat 2 kulah
(qullatain dalam bahasa fiqih). Ketika kondisinya seperti ini jangan sampai air
basuhan yang kita gunakan itu masuk lagi ke bak mandi. Sebab itu akan membuat
air di bak menjadi air musta’mal yang tidak memenuhi syarat untuk bersuci.
Semoga bagi anda yang mandi besarnya selama ini belum sesuai
dengan ajaran Nabi, bisa menyesuaikan secepatnya agar ibadah yang kita lakukan
tidak sia-sia. Silahkan share tulisan ini pada sahabat2 anda yang mungkin juga
belum tahu.
0 comments:
Post a Comment