Ketika kemarin
seorang teman saya yang punya hobi jual beli online membeli sebuah jam tangan
seharga Rp 400 ribu, saya agak ‘heran’. Sebab jam saya memang belum pernah
membeli jam tangan diatas Rp 100 ribu. Jam tangan yang saya pakai sekarang saja
harganya Cuma Rp. 70 ribu saja.
Tapi keheranan
saya tidak bertahan lama ketika kemudian ada berita tentang Vitalia Sesha yang
dibelikan jam tangan seharga Rp. 70 juta. Seperti apa jam tangan yang harganya
sampai puluhan juta rupiah seperti itu? Apa bedanya dengan jam tangan yang
harganya Rp 70 ribu yang saya pakai?
Setelah
saya googling, ternyata jam tangan merek Chopard
yang dibelikan untuk Vitalia itu merupakan jam tangan yang sangat populer di
kalangan sosialita. Dalam situs resminya, Chopard memperkenalkan merek jam
tangannya sebagai "Ladies Collection".
Dan memang di kalangan
selebritis dunia jam tangan asal Swiss ini bukan barang baru. Berkelas dan
identik dengan para pesohor papan atas.
Chopard juga adalah
sponsor resmi penyelenggaraan Festival FIlm Cannes sejak dulu sampai sekarang.
Tidak hanya menghasilkan produk jam tangan namun Chopard juga memperkenalkan
aneka perhiasan perempuan dengan harga selangit.
Untuk ukuran harga jam
tangan asli merek Chopard bahkan harganya bisa mencapai miliaran rupiah dengan
model bervariasi dan dihiasi emas berlian. Di Indonesia produk asli
Chopard bisa diperoleh di Plaza Senayan Jakarta .
Tapi ternyata soal jam
tangan mahal ini tidak hanya dimiliki oleh para selebriti. Beberapa waktu lalu
ramai juga diberitakan wakil rakyat dari PKS yang sekarang jadi Presiden PKS,
Anis Matta, juga memakai jam tangan mahal merek Rolex seharga Rp. 70 juta juga.
Ketika disinggung soal jam tangan mahalnya itu, ketika itu
Anis Matta mengatakan: "Lebih memantaskan diri ketimbang gaya hidup. Jam itu standar saja,
sekadar-sekeadar memantaskan diri, bukan hobi, apalagi gaya hidup," tegas Anis.
Jam tangan Ruhut Sitompul lebih mahal lagi, katanya Rp. 450
juta. “Jam tanganku Rolex Yacht Master II, keluaran terbaru dong. Harganya Rp
450 juta. Itu kubeli waktu aku jadi lawyer tahun 2007 lalu, kalau sudah jadi
anggota DPR sih berat," kata Ruhut.
Bagi saya dan kebanyakan masyarakat, mungkin sulit
membayangkan bagaimana seseorang bisa mengeluarkan uang jutaan rupiah seperti
itu ‘hanya’ untuk sebuah jam tangan. Padahal di waktu yang sama jutaan rakyat
bahkan mungkin orang-orang yang ada di sekitar mereka begitu kesulitan untuk
sekedar hidup layak.
Di sebuah siaran TV sore harinya saya melihat perjuangan
hidup seorang bapak dua anak di Banten yang sehari-harinya menjadi buruh tani. Rumah
yang mereka tempati sangat tidak layak yang kalau boleh digambarkan mungkin
lebih baik dari kandang sapi. Sebab kandang sapi lantainya sudah memakai semen,
sementara rumah ini masih berlantai tanah dengan dinding anyaman bambu.
Ketika itu saya bilang sama keluarga, “ rumah itu sama jam
tangannya Vitalia pasti lebih mahal jam tangannya”.
Dan saya sangat yakin, di negeri ini masih ada jutaan
penduduk yang memiliki rumah tak layak seperti bapak di Banten yang saya lihat
kemarin. Sungguh besar dan dalam jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.
Semoga para pemimpin di negeri ini lebih punya ‘rasa’ dalam
membelanjakan titipan dari Allah SWT bagi mereka. Sebab kelak semua akan
ditanya dari mana mereka mendapatkan rezeki dan kemana rezeki itu dibelanjakan.
0 comments:
Post a Comment