Berita Nasional dan Internasional Terkini

Perempuan Pertama Yang Masuk Surga Lebih Dulu Daripada Fatimah Putri Rasulullah

Advertisement


Siti Fatimah adalah putri Rasulullah yang memiliki budi pekerti yang baik dan ia amat taat kepada ajaran Islam dan sifat-sifatnya sama seperti bapaknya yakni Nabi Muhammad SAW.  Dia adalah  istri dari seorang sahabat yang juga sangat mulia, Sayyida Ali k.w.  Dua orang mulia berkumpul dalam satu keluarga yang sakinah penuh mawaddah dan rahmah.

perempuan pertama yang masuk surga lebih dulu daripada fatimah putri rasulullah

Suatu hari ketika Rasulullah sedang bercerita tentang kenikmatan surga kepada Siti Fatimah, maka beliau pun bersabda, "Aduhai Anakandaku, ada seorang perempuan kebanyakan (orang biasa) yang akan masuk surga lebih dulu daripada kamu".
Begitu mendengar  kata-kata ayahnya itu, maka berubahlah raut mukanya lantas menangis dan berkata, "Siapakah perempuan itu wahai ayahanda? Bagaimana keadaannya  dan apa pula amalannya sehingga dia dapat lebih dahulu masuk ke dalam surga dari ananda? Ayahanda, kabarkanlah di mana dia sekarang ".

Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Dia adalah seorang wanita yang miskin, tinggal di Jabal Uhud, sekitar 3 mil dari Madinah". Tanpa membuang waktu, Siti Fatimah pun keluar pergi mencari perempuan yang dikatakan masuk surga terlebih dahulu darinya. Setelah dia sampai ke rumah perempuan itu, lalu dia mengetuk pintu sambil memberi salam.

Perempuan yang Rasulullah maksudkan itu membuka pintu dan menanyakan keinginan Siti Fatimah datang ke sana tanpa mempersilahkan masuk ke dalam rumah. Siti Fatimah berkata, "Saya datang kemari karena ingin bertemu dan berkenalan dengan anda". Perempuan itu menjawab, "Terima kasih tuan, tetapi saya tidak dapat membenarkan tuan masuk karena suami saya tidak ada di rumah. Nanti saya minta izin dulu ketika dia pulang nanti. Silakan datang lagi  besok ".

Dengan perasaan sedih dan gundah Siti Fatimah pulang karena tak dapat masuk dan berbicara panjang dengan perempuan itu. Esoknya dia kembali lagi ke rumah perempuan itu dengan membawa anaknya yang bernama Hasan. Ketika tiba di pintu rumah perempuan tersebut dan hendak dipersilakan masuk, tiba-tiba perempuan itu melihat ada anak bersama Siti Fatimah, lalu dia berkata, "Ini siapa?". Putri Rasulullah menjawab, "Ini anak saya, Hasan". Perempuan itu lantas berkata, "Saya minta maaf karena saya belum meminta izin untuk anak ini masuk dari suami saya".

Siti Fatimah jadi serba salah lalu dia pun pulang kembali ke rumahnya. Esoknya Siti Fatimah datang lagi ke rumah perempuan itu tapi kali ini dia membawa kedua anaknya yaitu Hasan dan Husein. Perempuan ahli surga itu terkejut melihat ada seorang anak lagi yang belum dimintakan izin dari suaminya untuk masuk ke dalam rumah. Siti Fatimah tersipu malu lalu dia pulang lagi dengan perasaan hampa.

Dalam perjalanan pulang, hatinya berkata-kata, "Perempuan ini sangat takut kepada suaminya, sehingga hal yang begini pun dia tak berani melakukannya. Pada hal jika dia membiarkan aku masuk, suaminya juga tidak akan marah? Tidak peduli aku ini siapa dan dua anak ini cucu siapa, lihat saja aku sebagai  tamu dan orang jauh saja "bisik hatinya sambil menangis terisak.

Setelah suami perempuan itu pulang, perempuan itu memberitahu perihal anak yang satu lagi yang dibawa oleh Siti Fatimah. Suaminya yang terkejut dan heran pun berkata, "Kenapa kau tahan sampai seperti itu ? Bukankah Siti Fatimah itu puteri Rasulullah SAW dan dua orang anaknya itu cucu beliau. Lebih dari itu kamu harus tahu bahwa keamanan kita berdua kelak bergantung pada keridhaan Rasulullah. Jangan kamu buat seperti itu lagi, jika dia membawa siapapun, terimalah mereka dengan baik dan hormatilah mereka semua ".

Istrinya menyahut, "Baiklah, tapi maaflah saya karena saya mengerti bahwa keamanan diri saya ini tergantung pada keridhaanmu, suamiku. Jadi saya tak berani membuat hal yang akan membawa kemarahan atau menyakiti hati mu ". "Terima Kasih" sahut suaminya.

Pada hari berikutnya, Siti Fatimah datang lagi dengan membawa dua orang putranya. Setelah diterima dan dijamu dengan buah kurma dan air, mereka pun memulai percakapan. Bersamaan dengan itu, perempuan itu berjalan ke arah pintu rumahnya sambil memandang ke arah jalan seolah-olah sedang menantikan kedatangan seseorang dengan tidakbegitu  memperdulikan Siti Fatimah. Disamping itu Siti Fatimah melihat di tangan perempuan itu ada sebatang tongkat dan sebuah wadah berisi air dan tangan yang sebelah lagi menangkat ujung kain sehingga menampakkan betis dan pahanya dan wajahnya penuh dengan senyuman yang manis.

Melihat kondisi demikian rupa dengan perasaan resah karena tidak diperdulikan lalu Siti Fatimah bertanya, "Mengapa anda berbuat begini?" Perempuan itu menyahut, "Tuan, harap maafkan saya karena saya sedang menantikan kepulangan suami saya". "Buat apa dengan wadah air itu?" Tanya Siti Fatimah. Jawab perempuan itu, "Seandainya suami saya haus pada saat dia pulang, saya akan segera mengulurkan air ini kepadanya agar tak terlambat. Jika terlambat nanti dia akan marah ".

Kemudian Siti Fatimah bertanya lagi, "Buat apa pula tongkat itu?" Perempuan itu menjawab, "Jika suami saya marah, biar mudah dia memukul saya dengan tongkat ini". Siti Fatimah bertanya lagi, "Kenapa engkau angkat kainmu sehingga menampakkan aurat, bukankah itu haram?" Maka perempuan itu berkata, "Jika dia menundukkan saya, lalu dia pandang saya begini tentulah akan menambah syahwat dan nafsunya yang memudahkan kepada maksudnya".

Begitu perempuan itu selesai menjawab segala pertanyaannya, Siti Fatimah termenung dan heran lalu dia berkata, "Jika begini perilaku dan perangainya terhadap suaminya, tidak dapatlah aku mengikutinya. Pantaslah dia masuk surga dahulu dari aku dan wanita-wanita lain. Ternyata benar bahwa keamanan seorang perempuan yang bersuami itu tergantung pada ketaatan dan keridhaan suami terhadapnya ".

Sambil terisak menangis dan meneteskan air mata, Siti Fatimah meminta izin untuk pulang dan dia segera menghadap ayahandanya Rasulullah SAW lalu berkata, "Ananda merasa sangat sedih dan lemah seluruh sendi karena tak dapat meniru dan melakukan sebagaimana apa yang dilakukan perempuan yang ayahanda maksudkan itu ".

Setelah Rasulullah SAW mendengar rintihan putrinya lalu beliau bersabda sambil tersenyum, "Ananda, janganlah susah hati, perempuan yang ananda jumpa itu adalah perempuan yang akan memimpin dan memegang tali tunggangan kamu tatkala masuk ke surga. Jadi dialah yang masuk terlebih dahulu ". Setelah mendengar penjelasan itu, barulah Siti Fatimah tersenyum tertawa.

Dari kisah  di atas, anda dapat melihat bahwa ketaatan seorang istri kepada suaminya adalah sangat penting dalam institusi rumah tangga. Jadi kepada semua wanita yang bergelar isteri, ambillah hikmah dari cerita ini dan taat serta berbuat baiklah kepada suami anda, niscaya anda akan diridhai oleh suami dan juga Allah. Pikirkanlah sejenak, di mana posisi anda sekarang di sisi Allah karena keridhaan Allah adalah keridhaan suami anda.

Seruan ulama di bawah ini perlu anda –suami, ayah, putri dan istri- perhatikan juga:

Selangkah anak perempuan keluar dari rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga ayahnya itu hampir ke neraka. Selangkah seorang istri keluar rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga suaminya itu hampir ke neraka.

Perempuan Pertama Yang Masuk Surga Lebih Dulu Daripada Fatimah Putri Rasulullah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fatiem

0 comments:

Post a Comment

loading...