Hari Kamis tanggal 24 Juli 2014 malam, atau malam Jum’at
yang bertepatan dengan tanggal 27 Ramadhan semalam ada broadcast yang beredar
yang berisi keterangan bahwa malam Jum’at yang bertepatan dengan malam ganjil
di akhir bulan Ramadhan adalah Malam Lailatul Qadar. Ditambahkan bahwa itu
adalah berdasarkan keterangan dari Ibnu Taimiyah.
Bagaimana sebenarnya? Benarkah keterangan itu dari Ibnu
Taimiyah?
Berikut ini ada jawaban yang ditulis di situs konsultasisyariah.org:
Pertama, syaikhul islam mengingkari sikap seseorang yang
mengistimewakan malam jumat untuk ibadah dari pada malam-malam lainnya.
Sebagaimana keterangan yang dicantumkan dalam Fatawa al-Mishriyah (1/78).
Dalil yang menunjukkan larangan mengkhususkan malam jumat
untuk ibadah adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَخْتَصُّوا
لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِى وَلاَ تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ
بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الأَيَّامِ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ فِى صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ
“Janganlah mengkhususkan malam Jum’at dengan shalat tertentu
dan janganlah mengkhususkan hari Jum’at dengan berpuasa kecuali jika berpapasan
dengan puasa yang mesti dikerjakan ketika itu.” (HR. Muslim no. 1144).
Kedua, beberapa ulama mengingkari adanya keterangan tersebut
dari Syaikhul Islam. Tidak benar bahwa Syaikhul Islam pernah memberi pernyataan
di atas.
Syaikh Sulaiman al-Majid – seorang Hakim di Riyadh dan
anggota Majlis Syuro Arab Saudi – pernah ditanya,
”Apakah benar jika salah satu malam ganjil di sepuluh hari
terakhir ramadhan bertepatan dengan hari jumat maka besar kemungkinan itu
lailatul qadar.”
Jawaban berliau,
لا نعلم في الشريعة
دليلاً على أنه إذا وافقت ليلة الجمعة ليلة وتر فإنها تكون ليلة القدر، وعليه: فلا
يُجزم بذلك ولا يُعتقد صحته، والمشروع هو الاجتهاد في ليالي العشر كلها؛ فإن من فعل
ذلك فقد أدرك ليلة القدر بيقين، والله أعلم
Kami tidak menjumpai adanya satupun dalil dalam syariat yang
menyebutkan bahwa apabila malam jumat bertepatan dengan salah satu malam
ganjil, maka itu lailatul qadar. Oleh karena itu, tidak boleh dipastikan dan
diyakini kebenarannya. Yang dianjurkan adalah bersungguh-sungguh di sepuluh
malam terakhir semuanya. Orang yang melakukan hal ini, bisa dipastikan dia akan
mendapatkan lailatul qadar.
Dalam fatwa yang lain, beliau juga menegasakan,
لم يصح عن ابن تيمية
أنه قال: إذا وافقت ليلة الجمعة ليلة وتر فأحرى أن تكون ليلة القدر
Tidak benar ada keterangan dari Ibnu Taimiyah bahwa beliau
mengatakan, ‘Jika malam jumat bertepatan dengan malam ganjil maka kemungkinan
besar lailatul qadar.’
0 comments:
Post a Comment