Betapa banyak nikmat Allah SWT yang diberikan kepada kita,
namun kita sering lupa mensyukurinya. Bahkan kita lebih banyak mengeluh karena
melihat nikmat yang lebih banyak yang diterima oleh orang lain. Kita lupa,
bahwa masih banyak saudara kita yang jauh lebih susah hidupnya dari pada kita.
Salah satunya Appung (37), TKW asal Kelurahan Bumiayu,
Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, ini menjadi korban kekerasan majikannya.
Appung dianiaya dengan cara didorong hingga jatuh ke tangga hanya karena
memecahkan sebuah gelas.
Demi membantu meringankan kesulitan ekonomi rekannya, para
siswa SMP Negeri 1 Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mengumpulkan uang jajan
mereka, Sabtu (31/5/2014). Dana yang terkumpul hingga lebih dari Rp 3 juta itu
dipakai untuk mengontrak rumah bagi dua bocah yang mengurus ibunya yang lumpuh.
Ayu Ramayanti (13) dan adiknya, Hafid (10), asal Kelurahan
Bumiayu, Kecamatan Wononomulyo, Polewali Mandar, mengurus ibunya, Appung (37),
sambil bersekolah dan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.
Selama ini mereka tinggal berpindah-pindah sesuai dengan
belas kasihan warga karena tak punya rumah. Mereka juga disokong oleh bantuan
warga yang prihatin dengan memberi bantuan, seperti beras dan peralatan dapur.
Terakhir, mereka harus meninggalkan rumah tempat menumpang selama ini karena
pemilik rumah akan merenovasi rumahnya.
Kedua kakak beradik itu bahkan nyaris putus sekolah. Ayu dan
Hafid sendiri sempat berkali-kali mengajukan permohonan berhenti dari
sekolahnya karena lelah menjalani kehidupan sebagai anak yang harus bersekolah
dan bekerja hingga malam hari.
Ayu sendiri pernah mengeluh kelelahan karena nyaris tak
punya waktu beristirahat. Selain mengurus keperluan ibunya di rumah, seperti
memandikan, memapah ibunya ke kamar mandi untuk buang air, dan memasak, dia
harus bersekolah hingga siang hari.
Setelah pulang sekolah, dia mengaku masih harus bekerja
sebagai penjual satai di sebuah warung kaki lima hingga malam hari. Setiap
hari, Ayu mendapat upah Rp 10.000 hingga Rp 15.000, tergantung ramainya pengunjung
warung.
Ayu baru bisa pulang ke rumah sekitar pukul 22.00 Wita.
Sebelumnya diberitakan, Ayu dan Hafid berjuang menghidupi
ibunya yang lumpuh akibat tindak kekerasan majikannya. Mereka sering kali bolos
sekolah karena harus membawa ibunya menjalani terapi di sebuah puskesmas
terdekat.
Oleh karena itu, para siswa dan guru di tempat sekolah
mereka ingin ikut turun tangan.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonomulyo, Muh Asse Arfah,
mengatakan, para guru dan siswa di sekolah terketuk hatinya setelah Ayu
menceritakan kondisi keluarganya.
Pihak sekolah mencatat, Ayu beberapa kali minta berhenti
lantaran tak sanggup berkonsentrasi di sekolah.
“Pihak guru baru tahu setelah menginterogasi Ayu soal alasan
permintaan berhenti sekolah. Belakangan sekolah baru tahu kalau kondisi
kehidupan yang bersangkutan memprihatinkan. Ia sekolah, tapi juga bertanggung
jawab mencari nafkah dan mengurus kebutuhan ibunya sepanjang hari,” ujarnya.
Selain untuk mengontrak rumah, uang sumbangan siswa dan guru
itu akan digunakan untuk biaya terapi ibu Ayu dan Hafid, serta biaya makan
sehari-hari.
0 comments:
Post a Comment