Setiap lelaki tentu menginginkan punya istri seorang gadis
yang cantik lagi sholehah. Ada seorang
gadis cantik yang luar biasa mempesona, tiada duanya di dunia sehingga sebagian
orang menganggapnya laksana bidadari yang turun ke dunia. Namanya : Siti.
Ada beberapa pemuda yang sangat ingin mengawini gadis
tersebut.
Pemuda mana yang berpeluang berhasil?
1. Pemuda I, tiap hari mengucapkan beberapa kalimat sebagai
berikut sebanyak 1000 kali. Diucapkan di kamarnya (tidak kepada Siti).:
a. “Aku cinta Siti.”
b. “Siti, engkaulah pujaan hatiku.”
c. “Siti, jadilah istriku!”
2. Pemuda II, pada suatu malam (tengah malam) datang
mengendap-endap ke rumah Siti. Dengan tangga, ia naik ke lantai dua tempat
kamar Siti berada. Siti ia bekap, kemudian ia bawa lari. Dalam penculikan
tersebut, Siti ia kawini.
3. Pemuda III, ia mengajak Siti taaruf, kemudian melamarnya.
Setelah lamaran diterima, maka kemudian ada akad nikah. Si pemuda III pun
mengawini Siti.
Mana yang akan berhasil?
1. Pemuda I jelas akan gagal. Ia tidak menjalankan metode
yang benar dalam upaya mengawini Siti. Bahkan cara yang ia tempuh tidak bisa
disebut sebagai metode.
2. Pemuda II berpeluang berhasil. Tindakan yang ia lakukan
adalah metode yang bisa mengantarkan pada keberhasilan mengawini Siti. Tapi,
metode tersebut jelas bertentangan dengan ajaran agama.
3. Pemuda III berpeluang berhasil. Tindakan yang ia lakukan
adalah metode yang bisa mengantarkan pada keberhasilan mengawini Siti. Metode
tersebut juga sesuai dengan ajaran agama.
Begitu pula dalam perjuangan menegakkan syariah Islam. Ada
sebagian umat Islam yang melakukan cara ala Pemuda I. Mereka hanya mencukupkan diri
pada aktivitas ritual-ritual semacam doa bersama, ibadah, dan lain sebagainya
yang tidak berhubungan dengan perubahan sistem negara.
Ada sebagian umat Islam yang melakukan cara ala Pemuda II.
Mereka menempuh cara yang memang bisa mengantarkan kepada keberhasilan mengubah
sistem negara. Tetapi cara tersebut bertentangan dengan syariah Islam. Misalnya
: kudeta militer bersenjata, people power, dan lain sebagainya.
Ada pula yang melakukan cara ala Pemuda III. Umat Islam yang
menempuh cara ini memastikan dahulu bahwa cara tersebut memang akan
mengantarkan kepada keberhasilan, serta sesuai dengan contoh dari Rasulullah
SAW. Caranya yaitu dengan melakukan thalab an-nushrah. Nabi telah meminta
nushrah kepada Bani Kindah, Bani Hanifah, Bani Amir bin Sha’sha’ah, Bani Tsaqif
di Taif, dan Bani-bani lain, hingga akhirnya berhasil mendapatkannya dari suku
Aus dan Khazraj. Keberhasilan thalab an-nushrah yang terakhir ini ditandai
dengan peristiwa Bai’at ‘Aqabah I dan II.
Tugas kita adalah menyadarkan umat bahwa kita harus menempuh
cara ala Pemuda III. Karena hanya cara ala pemuda III tersebut yang akan
mengantarkan kepada keberhasilan dan sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah
SAW.
Bagaimana dengan anda ? (islampos)
0 comments:
Post a Comment